Berburu Lailatul Qadar, Masjid Ampel Padat
Jamaah juga menyempatkan berziarah ke makam Sunan Ampel di malam ganjil Ramadan.
VIVAnews - Seperti malam ganjil tahun-tahun sebelumnya, Komplek Masjid
Sunan Ampel di Surabaya selalu kebanjiran pengunjung. Mereka yang datang dipastikan ingin 'Ngalab Berkah', menunaikan ibadah tengah malam hingga jelang subuh yakni, iktikaf.
"Niat saya dan teman-teman datang ke sini memang untuk iktikaf. Karena itu ada tuntutan dari rasul yang menyebut sepertiga malam di malam ganjil bulan Ramadan adalah berkah dan ampunan," kata Nafiuddin, dari Sidoarjo.
Di kalangan Muslim, ada kepercayaan akan malam Lailatul Qadar, di sepuluh hari terakhir Ramadan. Sejumlah hadits pun menyebut malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan itu ada di malam-malam ganjil. Selain itu, iktikaf merupakan salah satu sunah yang selalu dilakukan Rasulullah Muhammad di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Nafiudin mengaku datang bersama empat temannya untuk iktikaf di Masjid Sunan Ampel. Itu rutin dilakukan saat Ramadan, khususnya di malam ganjil di minggu terakir bulan ramadan.
Nafiuddin mengaku, ia bersyukur mendapat petunjuk dan hidayah Allah. Dikatakannya, dua tahun sebelumnya ia belum menjalankan ajaran Islam dengan baik. Kemudian, setelah menikah ia mendapat tantangan dalam hatinya untuk memperbaiki perilaku.
"Terus terang, dua tahun lalu saya belum melakukan seperti ini. Dan, saya bersyukur malam ini bisa menjalankan seperti yang dilakukan Rasulullah," tuturnya.
Setelah mengambil wudu, dia dan teman-temannya menyempatkan berziarah
ke makam Sunan Ampel. Kemudian, dengan berjamaah ikut melaksanakan salat tarawih di Masjid Ampel. Usai sholat tarawih dan disempatkan makan malam di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel tersebut, ia kemudian kembali ke masjid untuk melakukan iktikaf.
Dalam kesunyian, ia mengaku selain merenungi perjalanan hidupnya. Ia juga memohon ampunan kepada Allah atas perilaku yang pernah dijalani.
"Alhamdulillah, saya ini dulu mbeling (nakal-red), kemudian bisa berubah dan saya sangat bersyukur dengan keadaan ini," kata bapak satu putra ini.
Dengan kalimat serius, Udin bertekad di minggu akhir bulan Ramadan ini tidak akan melewatkan waktu untuk bermunajah kepada-Nya. Memohon ampunan dan bimbingan ke jalan yang lurus. Agar apa yang dijalani selalu mendapat ridho Illahi.
Tak hanya Nafiuddin asal Sidoarjo, ribuan orang lelaki dan perempuan melakukan hal yang sama, iktikaf di masjid karya Raden Rachmad tersebut. Mereka tampakk khusyuk melakukan ibadah malam. Ada yang membaca Al-Quran, salat tarawih bersama rombongannya dan dilanjutkan dengan melakukan iktikaf.
Dipastikan, para pengunjung tidak hanya datang dari sejumlah daerah di Jatim. Melainkan dari berbagai daerah lain, bahkan dari luar Jatim.
Suasana sekitar luar masjid juga tak kalah meriah. Berkah Ramadan juga dirasakan para penjual berbagai keperluan, tak hanya warga kampung sekitar masjid yang mengaku menaui untung dari barang dagangan yang digelar. Pedagang lain pun mengaku juga ikut menikmati.
"Lumayan, di akhir Ramadan malah semakin banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. Ini rejeki yang bisa kita rasakan, semua tentu tidak lepas dari
karomah Sunan Ampel," aku Muhlis seorang pedagang warga setempat yang keturunan Arab.
Memang, penjual makanan, jajanan khas Ampel, kurma serta pernak-pernik ibadah termasuk minyak wangi menjadi salah satu yang ramai didatangi pengunjung, termasuk untuk mencari oleh-oleh.
Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan serta terciptanya keamanan,
pihak takmir non stop selama 24 jam menyiagakan petugasnya. Mereka, dibagi dalam 3 shift, melakukan tugas layanan. Ada yang bertugas memberikan keterangan dan petunjuk bagi pengunjung yang belum paham lokasi. Lainnya, berjaga di setiap sudut memberikan pengamanan.
"Mereka menjalankan tugasnya masing-masing. Ada yang di sekretariat memberikan informasi, menjaga untuk keamanan dan lainnya," kata H Baidowi Muri petugas Masjid Sunan Ampel. Laporan: Tudji Martudji | Surabaya (adi)
(Sumber: http://cangkang.vivanews.com)