Teknik Pembesaran Payudara
Jakarta - Selain operasi di wajah, seperti hidung dan mata, bagian tubuh lainnya yang juga jadi incaran wanita untuk dioperasi adalah payudara. Ada dua teknik pembesaran payudara yang bisa dilakukan. Apa itu?
Dr. Enrina Diah SpBP dari Ultimo Aesthetic & Dental Center Jakarta menjelaskan ada dua prosedur operasi pembeyaran payudara. Pertama adalah breast augmentation dengan penambahan silikon implant.
"Melalui sayatan 4 cm di bawah payudara, dimasukkan implan di bagian bawah payudara tersebut," ujar dr. Enrina yang kliniknya berada di Plaza Asia Lantai 18, Jl. Jend Sudirman Kav 59, Jakarta Pusat, saat berbincang dengan wolipop Kamis (19/4/2012).
Operasi payudara dengan penambahan implant silikon ini biasanya memakan waktu 1-2 jam. Pasien akan dibius lokal atau tergantung dari kebutuhannya.
Teknik kedua yang bisa dilakukan untuk membesarkan payudara adalah stem cell breast augmentation. Prosedur operasi dengan stem cell ini dianggap lebih natural karena menggunakan lemak dari bagian tubuh pasien sendiri.
"Lemak perut diambil dicampur dengan stem cell. Prosedurnya dibuat sayatan 4 mm di bawah payudara, lalu stem cell dimasukkan ke payudara," jelas dokter kelahiran Menado, 23 Mei 1974 itu.
Sesuai penjelasan dr. Enrina, lemak perut tersebut kemudian dipindahkan ke bagian payudara. Namun tidak hanya pemindahan lemak saja, prosedur ini juga disertai dengan pemberian stem cell pada lemak yang akan disuntikkan.
Tujuan dari pemberian stem cell ini tidak lain agar lemak yang disuntikkan dapat tumbuh dengan baik, sehingga payudara tidak mengecil kembali. Menurut dr. Enrina hampir 100% lemak yang disuntikkan akan terus hidup dalam prosedur ini. Dengan adanya stem cell tersebut, diharapkan akan terjadi regenerasi sel-sel sehingga kualitas kulit payudara menjadi lebih baik lagi.
Prosedur breast augmentation menggunakan stem cell ini dilakukan dalam tiga tahap. Pertama dimulai dengan liposuction (sedot lemak) untuk mengambil lemak dari daerah perut, bokong atau daerah lemak berlebih. Prosedur ini dilakukan seperti prosedur sedot lemak pada umumnya yaitu menggunakan sebuah kanula khusus yang dimasukkan ke dalam bagian tubuh untuk memecahkan lemak dan menyedotnya keluar.
Setelah lemak diambil, kemudian dipisahkan dari jaringan yang lain. Sebagian lemak yang sudah disaring ini akan diproses kembali menggunakan enzim khusus untuk mengekstraksi stemm cellnya. Prosesnya menggunakan sebuah alat yang disebut dengan centrifuge. Setelah stem cell didapatkan, kemudian akan dicampur kembali dengan lemak yang lain, baru disuntikkan ke payudara.
Operasi stem cell breast augmentation ini biasanya tidak membuat pasien perlu rawat inap. Pasca penyuntikkan pasien dapat langsung pulang dan tidak memerlukan recovery khusus.
Meski risikonya lebih kecil, operasi stem cell breast augmentation tidak bisa dilakukan semua wanita. Menurut dr. Enrina wanita yang terlalu kurus atau tidak memiliki jumlah lemak yang cukup pada salah satu bagian tubuhnya, tidak dapat melakukan operasi ini.
(eny/eya)(Sumber: http://wolipop.detik.com)
Dr. Enrina Diah SpBP dari Ultimo Aesthetic & Dental Center Jakarta menjelaskan ada dua prosedur operasi pembeyaran payudara. Pertama adalah breast augmentation dengan penambahan silikon implant.
"Melalui sayatan 4 cm di bawah payudara, dimasukkan implan di bagian bawah payudara tersebut," ujar dr. Enrina yang kliniknya berada di Plaza Asia Lantai 18, Jl. Jend Sudirman Kav 59, Jakarta Pusat, saat berbincang dengan wolipop Kamis (19/4/2012).
Operasi payudara dengan penambahan implant silikon ini biasanya memakan waktu 1-2 jam. Pasien akan dibius lokal atau tergantung dari kebutuhannya.
Teknik kedua yang bisa dilakukan untuk membesarkan payudara adalah stem cell breast augmentation. Prosedur operasi dengan stem cell ini dianggap lebih natural karena menggunakan lemak dari bagian tubuh pasien sendiri.
"Lemak perut diambil dicampur dengan stem cell. Prosedurnya dibuat sayatan 4 mm di bawah payudara, lalu stem cell dimasukkan ke payudara," jelas dokter kelahiran Menado, 23 Mei 1974 itu.
Sesuai penjelasan dr. Enrina, lemak perut tersebut kemudian dipindahkan ke bagian payudara. Namun tidak hanya pemindahan lemak saja, prosedur ini juga disertai dengan pemberian stem cell pada lemak yang akan disuntikkan.
Tujuan dari pemberian stem cell ini tidak lain agar lemak yang disuntikkan dapat tumbuh dengan baik, sehingga payudara tidak mengecil kembali. Menurut dr. Enrina hampir 100% lemak yang disuntikkan akan terus hidup dalam prosedur ini. Dengan adanya stem cell tersebut, diharapkan akan terjadi regenerasi sel-sel sehingga kualitas kulit payudara menjadi lebih baik lagi.
Prosedur breast augmentation menggunakan stem cell ini dilakukan dalam tiga tahap. Pertama dimulai dengan liposuction (sedot lemak) untuk mengambil lemak dari daerah perut, bokong atau daerah lemak berlebih. Prosedur ini dilakukan seperti prosedur sedot lemak pada umumnya yaitu menggunakan sebuah kanula khusus yang dimasukkan ke dalam bagian tubuh untuk memecahkan lemak dan menyedotnya keluar.
Setelah lemak diambil, kemudian dipisahkan dari jaringan yang lain. Sebagian lemak yang sudah disaring ini akan diproses kembali menggunakan enzim khusus untuk mengekstraksi stemm cellnya. Prosesnya menggunakan sebuah alat yang disebut dengan centrifuge. Setelah stem cell didapatkan, kemudian akan dicampur kembali dengan lemak yang lain, baru disuntikkan ke payudara.
Operasi stem cell breast augmentation ini biasanya tidak membuat pasien perlu rawat inap. Pasca penyuntikkan pasien dapat langsung pulang dan tidak memerlukan recovery khusus.
Meski risikonya lebih kecil, operasi stem cell breast augmentation tidak bisa dilakukan semua wanita. Menurut dr. Enrina wanita yang terlalu kurus atau tidak memiliki jumlah lemak yang cukup pada salah satu bagian tubuhnya, tidak dapat melakukan operasi ini.
(eny/eya)(Sumber: http://wolipop.detik.com)