Semangat Warga Condet Tinggi, Jelang Pilkada DKI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Condet menghadapi pemilukada 2012 terlihat meningkat. Lebih dari 85% warga menyatakan akan datang ke TPS untuk memberikan suara.
Angka ini jauh melampaui jumlah peserta pemilukada 2007 yang hanya sekitar 65%. Lebih dari 65% dari mereka yang akan memberikan suara juga menyatakan siap bertindak untuk mencegah kecurangan. Hal itu terungkap dalam seminar untuk menyampaikan hasil survei yang diselenggarakan oleh Forum Warga Condet bekerjasama dengan Pusat Kajian Politik UI.
“Ini semangat tinggi yang luar biasa,” ujar Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daniel Zuchron dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Senin(9/7/2012) malam.
Menanggapi pernyataan warga yang ingin membentuk pos-pos pengaduan
kecurangan pemilukada di Condet, Zuchron lebih lanjut mengatakan pihaknya akan sangat berterimakasih.
“Kami dari Bawaslu sangat senang jika ada warga yang mengorganisasi diri dan ikut mengawasi pemilukada. Tenaga Bawaslu terbatas sehingga kalau ada inisiatif semacam ini malah baik sekali," katanya.
Survei yang dibuat oleh Forum Warga Condet ini tergolong unik. Berbeda dengan bermacam survei yang dibuat oleh lembaga profesional, maka survei ini sepenuhnya adalah inisiatif warga.
“Kami justru prihatin melihat bermacam survei yang akhirnya hanya melayani pasangan calon. Kami ingin membuat survei yang bisa menjadi cermin bagi warga ketika melakukan pemilihan,” ujar Ketua Forum Warga Condet, Soesilo Adinegoro.
Survei itu dikerjakan dengan tenaga sukarela dari kalangan warga dibantu beberapa mahasiswa dan di bawah supervisi teknis dari Pusat Kajian Politik UI.
Survei yang melibatkan 300 responden di tiga kelurahan tidak punya klaim mewakili seluruh Jakarta.
“Kami membuat survei untuk warga di tiga kelurahan yang sering disebut Condet, yakni Balekambang, Batu Ampar, dan Kampung Tengah. Jadi hanya mewakili salah satu suduh di kota Jakarta. Tapi mungkin orang bisa ikut bercermin dari hasil-hasilnya,” lanjut Soesilo.
Para responden dipilih secara acak dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dikeluarkan oleh KPUD untuk keperluan pemilukada 2012. Survei diselenggarakan selama sepuluh hari dengan metode wawancara tatap muka.
(Sumber: http://id.berita.yahoo.com)
Angka ini jauh melampaui jumlah peserta pemilukada 2007 yang hanya sekitar 65%. Lebih dari 65% dari mereka yang akan memberikan suara juga menyatakan siap bertindak untuk mencegah kecurangan. Hal itu terungkap dalam seminar untuk menyampaikan hasil survei yang diselenggarakan oleh Forum Warga Condet bekerjasama dengan Pusat Kajian Politik UI.
“Ini semangat tinggi yang luar biasa,” ujar Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daniel Zuchron dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Senin(9/7/2012) malam.
Menanggapi pernyataan warga yang ingin membentuk pos-pos pengaduan
kecurangan pemilukada di Condet, Zuchron lebih lanjut mengatakan pihaknya akan sangat berterimakasih.
“Kami dari Bawaslu sangat senang jika ada warga yang mengorganisasi diri dan ikut mengawasi pemilukada. Tenaga Bawaslu terbatas sehingga kalau ada inisiatif semacam ini malah baik sekali," katanya.
Survei yang dibuat oleh Forum Warga Condet ini tergolong unik. Berbeda dengan bermacam survei yang dibuat oleh lembaga profesional, maka survei ini sepenuhnya adalah inisiatif warga.
“Kami justru prihatin melihat bermacam survei yang akhirnya hanya melayani pasangan calon. Kami ingin membuat survei yang bisa menjadi cermin bagi warga ketika melakukan pemilihan,” ujar Ketua Forum Warga Condet, Soesilo Adinegoro.
Survei itu dikerjakan dengan tenaga sukarela dari kalangan warga dibantu beberapa mahasiswa dan di bawah supervisi teknis dari Pusat Kajian Politik UI.
Survei yang melibatkan 300 responden di tiga kelurahan tidak punya klaim mewakili seluruh Jakarta.
“Kami membuat survei untuk warga di tiga kelurahan yang sering disebut Condet, yakni Balekambang, Batu Ampar, dan Kampung Tengah. Jadi hanya mewakili salah satu suduh di kota Jakarta. Tapi mungkin orang bisa ikut bercermin dari hasil-hasilnya,” lanjut Soesilo.
Para responden dipilih secara acak dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dikeluarkan oleh KPUD untuk keperluan pemilukada 2012. Survei diselenggarakan selama sepuluh hari dengan metode wawancara tatap muka.
(Sumber: http://id.berita.yahoo.com)